Perbandingan sistem ekonomi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran atau mazhab yang dikembangkan oleh adam smith disebut mazhab klasik sebab gagasan-gagasan yang ia tulis sebetulnya sudah banyak dibahas dan dibicarakan oleh pakar-pakar ekonomi jauh sebelumnya. Misalnya soal paham individualisme tidak banyak berbeda dengan paham hedonism yang dikembangkan oleh Epicurus pada masa Yunani Kuno. Begitu juga pendapatnya agar pemerintah melakukan campur tangan seminimal mungkin dalam perekonomian sudah dibicarakan oleh Francis Quesnay sebelumnya. Karena gagasan Smith banyak yang sudah klasik, oleh musuh bebuyutannya Karl Marx, aliran yang dikembangkan kembali oleh Smith ini disebut sebagai Mazhab Klasik.
Pembahasan Smith lebih banyak bersifat mikro dengan penekanan pada penentuan harga. Melalui analisis mikro, ia menguraikan masalah pembangunan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Pendekatan yang digunakan Smith adalah pendekatan deduktif, yang digabung dengan penjelasan historis. Dari beberapa pemikir ekonomi terdahulu ada yang sangat besar pengaruhnya bagi diri Smith. Dalam banyak hal, pemikiran Smith sejalan dengan paham kaum fisiokrat yang menganggap produksi barang-barang dan jasa sebagai sumber utama kemakmuran suatu Negara. Hal ini melalui perdagangan luar negeri sebagaimana yang dipercayai kaum merkantilis.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana hakekat kebutuhan manusia ?
Bagaimana mekanisme pasar bebas menurut Adam Smith?
Bagaimana teori nilai dan teori pembagian kerja menurut Adam Smith ?
Bagaimana  Akumulasi Kapital menurut Adam Smith ?
Bagaimana pengaruh pandangan perekonomian adam smith ?

C. Tujuan
Agar dapat mengetahui hakekat kebutuhan manusia.
Untuk mengetahui mekanisme pasar bebas menurut Adam Smith.
Untuk dapat mengetahui teori nilai serta teori pembagian kerja.
Untuk  dapat mengetahui akumulasi Kapital menurut Adam Smith.
Agar dapat mengetahui lebih dalam tentang pengaruh pandangan perekonomian adam smith.

D. Manfaat Penulisan

Mengetahui Hakekat kebutuhan manusia.
Mengetahui mekanisme pasar bebas menurut Adam Smith.
mengetahui teori nilai serta teori pembagian kerja menurut Adam Smith.
mengetahui akumulasi Kapital menurut Adam Smith.
mengetahui lebih dalam tentang pengaruh pandangan perekonomian adam smith.







BAB II
PEMBAHASAN
Hakekat Kebutuhan Manusia
Kenyataan bahwa manusia pada hakikatnya memiliki sifat serakah sudah dikenal oleh pemikir-pemikir masa Yunani Kuno, terutama oleh Plato. Pemikiran yang sama juga dilontarkan oleh Bernard de Mandeville (1670-1733) dalam bukunya yang telah menjadi klasik: The Fable of the Bees tahun 1714. Adam Smith, seperti halnya Mandeville, juga percaya bahwa pada hakikatnya manusia rakus, egoistis, selalu ingin mementingkan diri sendiri. Walaupun asumsi mereka tentang hakikat manusia sama, konklusi mereka berbeda seperti bumi dan langit. Mandeville menganggap sifat rakus manusia yang selalu lebih mementingkan diri sendiri ini akan memberikan dampak sosial-ekonomi negative bagi masyarakat. Untuk menghindari dampak negative ini, Mandeville menganjurkan adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Sebaliknya, Smith tidak anti dengan sifat egoistis manusia, malahan menganggap sifat ini akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. Smith berpendapat bahwa sikap egoistis manusia ini tidak akan mendatangkan kerugian dan merusak masyarakat sepanjang ada persaingan bebas. Menurut penjelasannya lebih lanjut, setiap orang yang menginginkan laba dalam jangka panjang (artinya serakah), tidak akan pernah menaikkan harga di atas tingkat harga pasar. Secara sederhana, dalam The Wealth of Nations Smith menjelaskan:
If a pin manufacturer tried to charge more than his competitors, they would take away his trade; if a workman asked for more than the going wage, he would not be able to find work; if a landlord sought to exact a reny steeper than another with land of the same quality, he would get no tenants.
Jadi, jika seorang penjual peniti mencoba menetapkan harga lebih tinggi dari harga yang ditetapkan oleh pesaing-pesaingnya, demikian kata Smith, bisnisnya pasti akan hancur. Mengapa? Hal itu disebabkan orang tidak mau membeli lagi peniti padanya dan berpindah pada pesaingnya. Begitu juga buruh yang menetapakan upah lebih tinggi dari upah pasar akan sulit memperoleh pekerjaan. Selanjutnya, tuan tanah yang menetapkan sewa lebih tinggi untuk kesuburan tanah yang sama, tidak akan menemukan penggarap. Menurut smith lebih lanjut, tindak-tandyk manusia pada umumnya didasarkan pada kepentingan diri sendiri (self-interest), bukan belas kasihan dan juga bukan perikemanusiaan. Menurut Smith: It is not from the benevolence of the butcher that we expect our dinner, but from his regard to his own interest.
(Bukan dari kebaikan hati sang tukang daging kita mengharapkan makan malam kita, melainkan dari kepentingan si tukang daging sendiri).
Walaupun motif kepentingan diri sendiri kurang begitu mulia, bukan berarti kita harus menolak berbisnis dengan orang lain. Hal ini hanya akan menghancurkan diri sendiri.
Mekanisme Pasar Bebas Menurut Adam Smith
Smith sangat mendukung motto laissez faire-laissez passer yang menghendaki campur tangan pemerintah seminimal mungkin dalam perekonomian. Paham ini, sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya berawal dari pendapat Francis Quesnay (dari aliran fisiokrat). Mempertegas apa yang pernah disampaikan oleh kaum fisiokrat tersebut, Smith menghendaki agar pemerintah sedapat mungkin tidak terlalu banyak campur tangan perekonomian. Jika campur tangan pemerintah, menurut Smith, pasar justru akan mengalai distorsi yang akan membawa perekonomian pada ketidak efisienan (inefficiency) dan ketidakseimbangan.
Smith kemudian menandai suatu perubahan yang sangat revolusioner dalam pemikiran ekonomi. Di masa sebelumnya, yaitu masa merkantilis, Negara ditempatkan di atas individu-individu. Sebaliknya, menurut ajaran klasik dan fisiokrat ini kepentingan individulah yang mesti diutamakan. Bahkan, tugas negaralah untuk menjamin terciptanya kondisi bagi setiap orang untuk bebas bertindak melakukan yang terbaik bagi diri mereka masing-masing. Bagi penyokong pasar bebas, tidak ada jasa yang bias diperbuat oleh seorang umat manusia, kecuali yang dapat membuat dirinya lebih maju.
Teori Nilai Dan Teori Pembagian Kerja
a)  Teori Nilai
Teori nilai sebenarnya masih merupakan bagian dan mekanisme pasar dan persaingan yang diuraikan di atas. Menurut Adam Smith barang memiliki dua macam nilai: nilai riil atau alamiah, dan nilai pasar atau nilai nominal.
Nilai riil suatu barang dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kerja yang harus dilakukan untuk menghasilkan barang tersebut. Pengertian kerja di sini dapat berupa banyaknya waktu yang dipergunakan untuk memproduksi, intensitas kerja, latihan dan pendidikan yang dibutuhkan agar seorang pekerja dapat menjadi terampil, dan faktor-faktor sejenis lainnya.
Nilai pasar atau nilai nominal suatu barang tidak ditentukan oleh mekanisme seperti dalam mengukur nilai riil suatu barang. Nilai ini lebih ditentukan oleh permintaan dan penawaran terhadap barang tersebut, walaupun pada akhirnya nilai pasar cenderung mendekati nilai niilnya.
Jika permintaan terhadap stiatu barang lebih besar dan penawaran yang tersedia, nilai pasar akan bergerak naik sehingga menambah keuntungan produsen. Naiknya keuntungan produsen akan menanik investor lainnya untuk memproduksi barang sejenis. Akibatnya, terjadi peningkatan penawaran pada konsumen, yang pada akhinnya mendorong nilai pasar produk tersebut turun pada posisi keseimbangan awal.
b) Teori Pembagian Kerja
Teori pembagian kerja Adam Smith menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan jika dilakukan suatu pembagian kerja (division of labor). Dengan dilakukannya pembagian kerja, setiap tenaga kerja akan memiliki spesialisasi kerja sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
Peningkatan produktivitas pekerja akibat spesialisasi mi pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas perusahaan tempat mereka bekerja. Berbeda halnya jika setiap pekerja harus menyelesaikan suatu produk secara sendirian. Pekerja tersebut akan tersita waktunya hanya untuk mengerjakan banyak hal yang tidak dikuasamnya dengan baik, dan akhirnya menurunkan produktivitasnya maupun produktivitas perusahaan.
Contoh populernya adalah kasus pembuatan peniti. Jika setiap pekerja harus mengerjakan seluruh proses pembuatan peniti, waktunya akan tersfta habis dalam membuat masing-masing komponen dan kemudian merangkainya menjadi sebuah peniti. Berbeda halnya jika setiap pekerja dikhususkan untuk membuat satu macam komponen atau melakukan satu proses kerja tertentu, sehingga keahlian pekerja tersebut akan semakin meningkat dan pada akhirnya meningkatkan produktivitasnya maupun produktivitas perusahaan.

Akumulasi Kapital
Dalam teorinya Adam Smith mencoba menyesuaikan bagaimana kesejahteraan masyarakat dapat dicapai dengan melakukan investasi dalam peralatan dan mesin. Teorinya dimulai dengan pemikiran bahwa setiap orang berkeinginan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Kesejahteraan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan laba. Cara terbaik untuk meningkatkan laba adalah dengan melakukan investasi dalam mesin dan peralatan. Dengan mesin dan peralatan yang baik, tenaga kerja yang sudah terspesialisasi akan semakin produktif, sehingga produksi perusahaan secara keseluruhan juga akan meningkat. Dengan analogi yang sama, jika seluruh perusahaan melakukan hal serupa, kesejahteraan nasional akan meningkat pula.
Akumulasi kapital dimulai ketika masyarakat memasuki transisi menjadi industrial capitalisme. Ini dilakukan dengan membangun fixed capitals seperti mesin-mesin dan peralatan, pabrik, jejaring transportasi dan energy, dan fasilitas riset.
Alasannya: kapitalis ingin meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan meningkatkan profitabilitas karena biaya per tenaga kerja menurun. Dengan biaya yang menurun, kapitalis dapat menginvasi pasar mengalahkan pesaing. Teknologi juga memungkinkan ia menemukan produk baru sehingga kapitalis dapat menghasilkan rents karena scarcity. Jadi logika akumulasi berawal dari kecendrungan yang sangat kuat bagi capital untuk mengikuti sirkuit M-C-M.
Berhentinya Proses Akumulasi Kapital
Proses akumulasi ini akhirnya melambat atau berakhir ketika produk ternyata tidak tepat dengan selera pasar atau sudah saturated. Selain itu, bisa juga capital overused dalam ekonomi. Namun perlu diingat bahwa meskipun proses akumulasi ini terjadi terus-menerus, ia memiliki batasan, yang oleh Adam Smith disebut sebagai mencapai dataran (plateau).  Atau ada efek katastrofi yang muncul dari ketidakpuasan pekerja yang berujung pada kemarahan dan protes.
Pengaruh Pandangan perekonomian menurut Adam Smith
            Pengaruh pandangan dan pemikiran Adam Smith sangat luas. Dapat dikatakan bahwa hampir semua pembahasan di bedang ekonomi dikaitkan dengan hampir semua pembahasan di bidang ekonomi dikaitkan dengan pandangan Smith.
            Sebagai contoh, individualisme dan materialisme tidak murni ajaran Smith. Jika ditelusuri ke belakang, paham individulisme sebelumnya berasal dari paham hedonisme, yang sudah dikembangkan oleh pemikir-pemikir ekonomi dari masa Yunani Kuno. Paham hedonisme dirumuskan pertama kali oleh pemikir Yunani Kuno Aristippus, dan disempurnakan oleh Epicurus.
            Paham materialisme oleh pemikir-pemikir ekonomi klasik disebarluaskan, dan ternyata kemudian ikut dianut oleh banyak orang di bnyak negara. Paham materialisme dan individualisme sukar dibendung, bahkan oleh kekuasaan gereja sekalipun. Karena perbedaan diatas, tidak heran kalau pada mulanya kekuasaan gereja ingin membendung ajaran materialisme yang lebih memperhatikan kebahagiaan di bumi ini.
           Sistem ekonomi pasar tidak membutuhkan perencanaan dan pengawasan dari pihak mana pun. Orang sering keliru menganggap bahwa sistem ekonomi liberal yang didasarkan pada paham individualisme ini akan mengakibatkan terganggunya harmoni sosial. Tetap Smith justru berpandangan sebaliknya. Menurut Smith, walau tiap orang didorong untuk mengejar kepentingan masing-masing, adanya persaingan bebas akan menjamin bahwa masyarakat secara keseluruhan akan menerima benefit. Dalam doktrin perekonomian liberal harmoni sosial justru bisa timbul dari konflik individu-individu.
            Dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa paham individualisme Smith tidak sama dengan egoisme. Kedua sifat tersebut mamang sama-sama mementingkan diri sendiri. Akan tetapi implikasi kedua paham tersebut sangat berbeda dikaitkan dengan perhatian terhadap orang atau kelompok masyarakat lain. Kalau dalam egoisme orang mementingkan orang lain, dalam individualisme orang yang mementingkan diri sendiri memaksanya untuk ikut memperhatikan (considerant) terhadap kepentingan orang lain.
            Lebih jelas, memperhatikan kepntingan pribadi dalam paham individualisme tidak harus menyebabkan tidak harus menyebabkan berkurangnya perhatian terhadap kepentingan orang lain. Sebagaimana pernah diucapkan oleh J.S. Mill, salah seorang tokoh klasik lainnya yang berjasa membuat ilmu ekonomi yang selama ini diejek sebagai dismal science: Orang bisa saja bersaing di sektor ekonomi dan bersifat sosial di bidang  distribusi pendapatan.
            Sistem ekonomi pasar berdasarkan persaingan sempurna yang dikembangkan oleh Smith oleh banyak pakar seringkali diakui sebagai organisasi masyarsakat terbaik yang mungkin dikembangkan. Hal ini terbukti dimana jumlah negara yang menganut sistem pasar ini makin lama makin banyak saja dari tahun ke tahun. Sebagaimana diketahui, sistem perekonomian liberal yang lebih mengandalkan mekanisme pasar dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi pada awalnya dikembangkan dan dipraktekkan di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
            Negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar terbukti menikmati tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sedang negara-negara yang mengabaikan kekuatan mekanisme pasar dalam mengalokasikan sumberdaya dan mendistribusikan barang dan jasa tertatih-tatih dalam melaksanakan pembangunan. Semua bukti tersebut terlalu keras untuk menyangkal bahwa sistem perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar jauh lebih unggul dibanding sistem ekonomi kemasyarakatan lainnya. Semua itu tidak lepas dari jasa seorang pemikir ekonomi klasik Adam Smith.
            Dukungan Smith terhadap kebebasan alamiah menimbulkan pemikiran baru di kalangan generasi yang kemudian. Sebagian besar negeri di seluruh dunia yang mulai bergerak menuju perdagangan bebas bisa diikatkan dipengaruhi oleh karya Adam Smith. The Wealth of  Nations adalah dokumen ideal untuk melengkapi revolusi industri dan hak-hak politik mausia.
            Magnum opus Smith ini telah mendapt pengakuan hampir di seluruh dunia. H.L. Mencken menyatakan,  Tak ada lagi buku yang lebih memikat dalam bahas inggris. Sejarawan Arnold Toynbee menegaskan bahwa  The Wealth of  Nations dan mesin uap telah meghancurkan dunia lama dan menciptakan dunia baru .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya memiliki sifat serakah sudah dikenal oleh pemikir-pemikir masa Yunani Kuno, terutama oleh Plato. Pemikiran yang sama juga dilontarkan oleh Bernard de Mandeville (1670-1733) dalam bukunya yang telah menjadi klasik: The Fable of the Bees tahun 1714. Adam Smith, seperti halnya Mandeville, juga percaya bahwa pada hakikatnya manusia rakus, egoistis, selalu ingin mementingkan diri sendiri. Walaupun asumsi mereka tentang hakikat manusia sama, konklusi mereka berbeda seperti bumi dan langit.
Smith sangat mendukung motto laissez faire-laissez passer yang menghendaki campur tangan pemerintah seminimal mungkin dalam perekonomian. Paham ini, sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya berawal dari pendapat Francis Quesnay (dari aliran fisiokrat).
Bagi Smith nilai tukar dapat diartikan dengan kemampuan sesuatu barang unuk memperoleh barang lain. Hal itu berarti nilai tukar suatu barang sama dengan harga barang itu sendiri. Konsep nilai Smith bersifat mendua. Ia Nampak tidak paham tentang harga-harga relatif, juga tidak dapat membedakan antara utilitas total dengan utilitas marginal dan utilitas rata-rata. Dalam penjelasan Smith hanya terfokus pada utilitas total saja. Smith mengambil kesimpulan bahwa produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja (division of labor). Pembagian kerja akan mendorong spesialisasi orang akan memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar terbukti menikmati tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sedang negara-negara yang mengabaikan kekuatan mekanisme pasar dalam mengalokasikan sumberdaya dan mendistribusikan barang dan jasa tertatih-tatih dalam melaksanakan pembangunan. Semua bukti tersebut terlalu keras untuk menyangkal bahwa sistem perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar jauh lebih unggul dibanding sistem ekonomi kemasyarakatan lainnya. Semua itu tidak lepas dari jasa seorang pemikir ekonomi klasik Adam Smith.

B. Saran
Dengan adanya tokoh-tokoh ekonomi lainnya diharapkan pemikiran-pemikiran mengenai teori ekonomi dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan ekonomi. Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari kapasitas materinya yang kurang ataupun dari segi bahasanya yang sulit dimengerti, dll. Maka dari itu untuk perbaikan makalah-makalah yang selanjutnya, mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan instropeksi kami dalam penyusunan sebuah makalah.
















DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. (2009). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ir. H. Adiwarman Aswar Karim, S. M. (2003). Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani Press.
Nurohman, D. (2011). Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Yogyakarta: Teras.
Skousen, M. (2005). Teori-Teori Ekonomi Modern. Jakarta: Prenada.
http:// grelovejogja.wordpress.com/2007/12/22

http:// amaliamastur-fisif13.web.unair.ac.id

Komentar

Postingan Populer