Kombinasi optimum input dan skala hasil
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) adalah uang. Produksi dan biaya produksi bagaikan keping mata uang logam bersisi dua. Seiring berkembangnya zaman, setelah mengalami pertambahan penduduk dan perkembangan teknologi secara terus–menerus. Situasi kehidupan masyarakat menjadi berubah. Di lain pihak jenis dan jumlah kebutuhan hidup menjadi makin tidak terbatas.
Barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak dapat lagi diambil langsung dari alam, tetapi harus diproduksi lebih dahulu. Memproduksi jagung yang efisien secara teknis dapat dicapai dengan menggunakan peralatan pertanian modern. Tetapi biaya per unit baru akan menjadi murah jika skala produksinya minimal 200 hektar. Padahal kemampuan keuangan petani hanya untuk 2,5 hektar. Untuk skala produksi sekecil itu, menggunakan peralatan pertanian modern walaupun efisien secara teknis, menimbulkan biaya produksi per kilogram jagung yang sangat tinggi. Petani lebih memilih teknik produksi dengan peralatan sederhana.
Produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (out put). masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan
Rumusan Masalah
Apa itu kombinasi optimum input?
Apa itu skala hasil?
Apa itu fungsi produksi empiris?
Bagaimana inovasi dan daya saing global dalam produksi?
Tujuan penulisan
Untuk mengetahui kombinasi optimum input!
Untuk mengetahui skala hasil!
Untuk mengetahui fungsi produksi empiris!
Untuk mengetahui inovasi dan daya saing global dalam produksi!
BAB II
PEMBAHASAN
A.Kombinasi Optimum Input
Garis Isocost (Isocost Line) mencerminkan semua kombinasi dari 2 input yang dapat dibeli dengan total biaya yang sama.Dengan menggunakan Isocost dan Isokuan dapat digunakan untuk menetapkan kombinasi input yang optimun bagi perusahaan untuk memaksimumkan laba.
1.Garis Isocost
Isocost adalah kesamaan biaya produksi pada berbagai kombinasi penggunaan input (dengan berbagai volume tingkat produksi yang berbeda).Dengan demikian,maka kurva Isocost adalah kurva yang menunjukkan kesamaan biaya dari berbagai kombinasi penggunaan input untuk menghasilkan jumlah (volume) output yang berbeda.
Misalkan perusahaan hanya menggunakan tenaga kerja dan modal dalam produksi.Biaya total atau pengeluaran perusahaan tersebut dapat direpresentasikan oleh.
Dimana C adalah biaya total, adalah Upah (wage) tenaga kerja, L adalah kuantitas tenaga kerja (labor) yang digunakan, adalah harga sewa (rental) modal dan K adalah kuantitas modal yang digunakan.
Dengan mengurangi dari kedua sisi pada persamaan diatas dan kemudian dibagi dengan ,kita memperoleh persamaan umum garis isocost dalam bentuk yang lebih berguna,yaitu :
Keterangan :
Garis Isocost.
Dengan biaya total sebesar C = $100 dan W = r = $10,kita dapat memperoleh garis isocost AB pada panel sebelah kiri,dengan titik potong vertikal.C/r =S100/S10 =10K, dan kemiringannya adalah ± w/r = -$10/$10 = -1. Dengan dan kita memiliki garis isocost pada panel sebelah kanan.Dengan garis isocost-nya adalah pada panel sebelah kanan.Sebaliknya,dengan dan tetapi , kita mendapatkan garis isocost pada panel sebelah kanan,dengan titik potong vertikal 10 K dan kemiringan -1/2.
2.Kombinasi Input Optimum untuk Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Output
Kombinasi optimum input diperlukan bagi perusahaan dalam rangka meminimumkan biaya produksi sejumlah output tertentu atau memaksimumkan output atau sejumlah biaya tertentu,ditunjukkan oleh titik persimpangan antara isokuan dan isocost.
Kombinasi input optimum yang ditunjukkan oleh titik D,E,dan F,dimana isokuan 8Q,10Q dan 14Q bersinggungan dengan garis isocost masing-masing Dengan menghubungkan titik asal dengan titik D,E,dan F ,kita memperoleh garis ekspansi dari perusahaan.Pada tingkat kombinasi optimum input yang optimum ( titik persinggungan),kemiringan absolut dari isokuan (MRTS= sama dengan kemiringan absolut garis isocost (w/r) sehingga
3.Maksimisasi Laba
Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu periode yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan apital. Konsep ini membedakan antara laba dan apital. Kapital bermakna sebagai persediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan apital dapat dibedakan antara kembalian atau investasi dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, laba dapat dipandang sebagai perubahan apit bersih sehingga berbagai dasar penilaian apital dapat diterapkan.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992:55).
Penegertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsurprediksi (Harnanto, 2003:444).
Alasan Maksimalisasi Laba
Prinsip kesehatan (george stigler) menyatakn bahwa perusahaan yang selamat sepanjang masa adalah yang mencari laba tertinggi.Unit usaha yang tidak berorientasi laba akan tergilas oleh perusahaan yang efisien.
Laba yang rendah mengundang pengambil alihan perusahaan.Harga saham akan rendah (jatuh) jika manajemen gagal menjalankan usahanya dengan efisien (mendapatkan laba yang tinggi).
Pendekatan Dalam Memaksimalkan Keuntungan
Di dalam memaksimalkan keuntungan oleh produsen terdapat tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan total(TR) dan biaya total (TC). Pendekatan total(TC) adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan dengan harga output per unit (P), maka TR = P.Q . Sedangkan biaya total (TC) adalah samadengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya variable(VC), maka TC = FC + VC.
Dalam pendekatan totalitas biaya variable per unit output dianggap konstan sehingga biaya variable adalah jumlah output (Q) di kalikan dengan biaya variable per unit (v), maka VC=v.Q. Sehingga dapat disimpulkan bahwa π=P.Q-(FC+v.Q).
Implikasi dari pendekatan totalitas ini adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (Maximum Selling).Sebab semakin besar penjualan semakin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
Q
P
TR
TC
Keuntungan Total
1
5
5
17
-12
2
5
10
18,5
-8,5
3
5
15
19,5
-4’5
4
5
20
20,75
-0,75
5
5
25
22,25
2,75
6
5
30
24,25
5,75
7
5
35
27,5
7,5
8
5
40
32,5
7,5
9
5
45
40,5
4,5
10
5
50
52,5
-2,5
Dari tabel tersebut produsen akan menjual produknya sebanyak 8 unit yaitu pada saat selisih antara TR dan TC adalah yang paling besar. Dengan tingkat harga yang terjadi di pasaran sebesar 5, maka produsen akan memperoleh keuntungan maksimum yaitu sebesar 7,5.
2. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)
Analisis marginal ini mirip dengan analisis mencari kepuasan maksimum. Analisis ini mendasarkan pada satu konsep yaitu keuntungan marginal yakni tambahan keuntungan total sebagai akibat tambahan satu unit output. Untuk mencari jumlah output yang menghasilkan keuntungan maksimum dapat digunakan patokan sebagai berikut “Jika keuntungan marginal masih positif dengan menambah satu unit output maka output harus ditambah dan apabila keuntungan marginal negative dengan menambah satu unit output maka output harus dikurangi sampai keuntungan atau laba marginal= 0”.
Dalam pendekatan marginal perhitungan laba dilakukan dengan membadingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya apabila menambah produksinya pada saat MR>MC yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan mmenambah untung. Maka keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR=MC berlaku, sehingga π=TR-TC.
Q
P=MR
MC
Keuntungan Total
1
5
-
12
2
5
1,5
-8,5
3
5
1
-4,5
4
5
1,25
-0,75
5
5
1,5
2,75
6
5
2
5,75
7
5
3,25
7,5
8
5
5
7,5
9
5
8
4,5
10
5
12
2,5
Pada tabel di atas dicari kondisi pada saat MR=MC dimana pada kondisi tersebut jumlah output yang dihasilkan adalah 8 unit dan tingkat keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 7,5.
3. Pendekatan Rata-rata
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) . Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Dapat dijelaskan secara matematis π=(P-AC).Q.
Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan AC.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P sama dengan AC (P=AC), Perusahaan hanya mencapai angka impas. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit laba usaha harus menjual sebanyak-banyaknya(maximum Selling) Agar laba (π) makin besar.
Contoh Soal Mencari Maksimalisasi Harga
Jika diketahui :
P = 120 – 0,02 Q
C = 60 Q + 25000
dimana P adalah harga per unit, sementara C adalah total biaya.
Ditanya :
Hitunglah Profit Maksimum (Laba Maksimal) !
Jawab :
TR = P x Q
= (120 – 0,02 Q)Q
TR = 120Q – 0,02Q²
MR = TR’
MR = 120 – 0,04Q
MC = C’
MC = 60
Profit maksimum didapat ketika MR = MC, maka:
120 – 0,04Q = 60
0,04Q = 120 – 60
Q = 60/0,04
Q = 1500
Masukkan nilai Q ke dalam persamaan P = 120 – 0,02Q, maka:
P = 120 – 0,02(1500)
= 120 – 30
P = 90
kuantitas dan harga untuk mendapatkan profit maksimum masing-masing adalah 1500 dan 90.
Profit max = TR – TC
= 120Q – 0,02Q2 – (60Q + 25000)
= 120(1500) – 0,02(1500)2 – 60(1500) – 25000
= 180000 – 45000 – 90000 – 25000
= 20000
Untuk memaksimumkan laba,suatu perusahaan sebaiknya menggunakan setiap input sampai produk pendapatan marginal dari input sama dengan biaya sumber daya marginal untuk menyewa input tersebut.Dengan harga input konstan,ini berarti bahwa perusahaan harus mempekerjakan setiap input yang bersangkutan sama dengan harga input tersebut.
4.Efek Perubahan Harga Input
Dengan C = $100 dan w = r= $100,kombinasi input optimum untuk memproduksi 10Q adalah 5K dan 5L (ditunjukkan oleh titik E,dimana isokuan 10Q bersinggungan dengan isocost AB) .Pada titik E,rasio K/L =1.Jika r tetap sebesar $10 ,tetapi w turun menjadi $5,perusahaan dapat mencapai isokuan 10Q dengan C = $70 .Kombinasi optimum K dan L ditunjukkan oleh titik R dimana isocost bersinggungan dengan isokuan 10Q dan K/L = 3/8.
B.Skala Hasil
Skala hasil (returns to scale) adalah derajat sejauh mana output berubah akibat perubahan tertentu dalam kuantitas semua input yang dipakai dalam produksi.Terdapat tiga tipe dalam skala hasil,yaitu:
Skala hasil tetap (constant returns to scale) jika output meningkat dalam
proporsi yang sama.
Skala hasil meningkat (increasing returns to scale) jika output meningkat
dalam proporsi yang lebih besar.
Skala hasil menurun (discreasing returns to scale) jika output menurun
dalam proporsi yang lebih kecil.
Sehingga, dimulai dengan fungsi produksi umum :
Q = f (L,K)
lQ = f(hL, hK)
Jika l = h, maka f = constant returns to scale.
Jika l > h, maka f = increasing returns to scale.
Jika l < h, maka f = decreasing returns to scale
Pada seluruh panel dalam gambar ini, kita mulai dimana perusahaan menggunakan 3L dan 3K serta memproduksi sebanyak 100Q (titik A). Dengan menggandakan input menjadi 6L dan 6K, panel sebelah kiri menunjukkan bahwa output juga bertambah dua kali menjadi 200Q (titik B), sehingga kita memperoleh skala hasil tetap; panel tengah menunjukkan bahwa output meningkat menjadi tiga kali lipat yakni 300Q (titik C), sehingga kita memperoleh skala hasil meningkat; sementara panel sebelah kanan menunjukkan bahwa output hanya meningkat menjadi 150Q (titik D), sehingga kita memperoleh skala hasil menurun.
C.Fungsi Produksi Empiris
1.Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Q =
Dimana : · Nilai konstanta A, a dan b membedakan proses produksi satu dengan yang lain, menunjukkan teknologi yang digunakan.
· Nilai a menunjukkan elastisitas input K.
· Nilai b menunjukkan elastisitas input L.
· Skala produksinya;
o Increasing return to scale, a + b > 1
o Constant return to scale, a + b = 1
o Decreasing return to scale, a + b <>
Perbandingan penggunaan input, jika a > b (capital intensive) atau a <>
2.Diestimasi menggunakan Natural Logarithms
ln Q = ln A + a ln K + b ln L
D.Inovasi dan Daya Saing Global
Inovasi Produk (product innovation) yang berarti pengenalan produk baru atau yang telah dikembangkan. Inovasi Proses (process innovation) yaitu pengenalan proses produksi baru yang telah di kembangkan.Menurut model siklus produksi (product Cycle modelt), perusahaan yang memperkenalkan inovasi bagaimana juga secara berkala kehilangan pasar ekspornya dan bahkan pasar domestiknya karena diambil oleh perusahaan imitator asing yang bisa membayat upah lebih murah dan secara umum
mengeluarkan biaya lebih rendah. Sementara itu, secara teknologi berbagai perusahaan unggulan memperkenalkan produk-produk dan teknologi yang jauh lebih maju.
Sistem Produksi Tepat Waktu (Just-In-Time Production System) yang didasarkan pada keharusan ketersediaan setiap bagian atau komponen hanya pada saat dibutuhkan.
Desain Dengan Bantuan Komputer (Computer-Aided Design-CAD) memungkinkan para teknisi penelitian dan pengembanganuntuk mendesai produk atau komponen di layar komputer, melakukan eksperimen secara cepat dengan desain alternatif, dan menguji keandalannya pada semua di layar komputer.Produksi Dengan Bantuan Komputer (Computer-Aided Manufacturing-CAM) mengeluarkan instruksi terhadap jaringan dari perangkat mesin yang diintegrasi untuk memproduksi prototipe produk tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas kami dpat menarik beberapa kesimpulan diantaranya :
Garis Isocost (Isocost Line) mencerminkan semua kombinasi dari 2 input yang dapat dibeli dengan total biaya yang sama.Dengan menggunakan Isocost dan Isokuan dapat digunakan untuk menetapkan kombinasi input yang optimun bagi perusahaan untuk memaksimumkan laba.
Skala hasil (returns to scale) adalah derajat sejauh mana output berubah akibat perubahan tertentu dalam kuantitas semua input yang dipakai dalam produksi.Terdapat tiga tipe dalam skala hasil,yaitu:
Skala hasil tetap (constant returns to scale),Skala hasil meningkat (increasing returns to scale),dan Skala hasil menurun (discreasing returns to scale).
Inovasi Produk (product innovation) yang berarti pengenalan produk baru atau yang telah dikembangkan. Inovasi Proses (process innovation) yaitu pengenalan proses produksi baru yang telah di kembangkan.
Saran
Demikianlah serangkaian bentuk makalah yang penulis buat, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini tak kuasa dengan kesalahan-kesalahan yang ada, baik itu dari segi penulisan, gaya bahasa yang ditampilkan atau juga sistematika pengambilan referensi. Untuk itu penulis meminta kritik yang bersifat membangun, dan saran guna untuk memperbaiki serta mengevaluasi makalah ini. Semoga Makalah yang dibuat ini bisa mendatangkan kemanfaatan bagi penulis khususnya, serta pembaca pada umumnya.Amin
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/document/makalah-ekonomi-manajerial-bab-6-teori produksi-dan-estimasi.html
https://gazebosantai.blogspot.com/2013/01/pemasaran_4109.html?m=1
Komentar
Posting Komentar